Senin, 22 Desember 2014

Pesona Wisata Indonesia: Segenap Asa Membangun Pariwisata Negeri Kita

 
Indonesia adalah negeri yang memiliki lebih dari 13 ribu pulau, terdiri dari 5 kepulauan besar dan 30 kelompok kepulauan kecil. Indonesia adalah tempat dimana segala pesona wisata akan ditemukan mulai dari alam, budaya, hingga seni kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakatnya dengan memberdayakan sumber daya alam setempat.
 
 
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Sabang, Zulfi Purnawati, pesona alam Indonesia diibaratkan seperti pohon kelapa yang tumbuh dari Sabang hingga Merauke. Apapun yang dimilikinya dapat dikelola agar bisa bermanfaat bagi orang banyak. 
 
 
"Pohon kelapa bisa jadi apa saja, daunnya bisa dijadikan sapu lidi, batangnya bisa dijadikan perabotan rumah tangga, buahnya juga bisa dijadikan sabut, sumber daya alam Indonesia tidak terhingga, ini yang membuat kita unggul dari negara tetangga," jelas Zulfi Purnawati kepada Indonesia.travel, Senin (22/12).
 
 
Belum lagi, Indonesia juga memiliki pantai-pantai yang indah, rotan dan hutan-hutan yang masih sehat. Lanjut Zulfi, namun Indonesia harus masih banyak belajar kepada negara tetangga untuk mengemas itu semua. Pesona Indonesia harus dikemas semenarik mungkin dengan mendalami hobbi dan minat wisatawan. Sebagai satu-satunya kawasan wisata di Provinsi Aceh yang termasuk dalam 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional  (KSPN), Pemerintah Kota Sabang sendiri sudah mengerahkan dukungan penuh untuk mengemas pariwisata di Sabang.
 
 
“Pemerintah daerah sudah habis-habisan mengembangkan pariwisata di sini tetapi mungkin pusat belum melirik dan masih banyak mengembangkan daerah timur. Saya harapkan kita bisa bersama-sama membangun pariwisata di Sabang karena daerah ini memiliki potensi yang sangat besar mulai dari alam hingga heritage,” tambah Zulfi.
 
 
Awal September 2014, Pemerintah Kota Sabang juga baru saja meluncurkan Forum Tata Kelola Pariwisata (FTKP) Sabang agar dapat mengoptimalkan dan mengsinergiskan pengembangan Pariwisata Sabang di tahun 2015.
 
 
Sementara itu dari wilayah timur Indonesia, pesona budaya Negara ini sebenarnya sudah mulai dikenal di kawasan Asia Pasifik sejak 1950.  Kabupaten Pulau Morotai di Maluku Utara, dahulu merupakan kawasan dimana pertempuran Perang Dunia II terjadi. Ketika itu tentara Amerika Serikat dan Australia mendarat di Morotai bagian barat daya untuk membebaskan Filipina. Didukung oleh kekayaan rempah-rempahnya, Maluku Utara kemudian dikenal di kawasan Asia Pasifik sebagai daerah yang menyimpan situs-situs Perang Dunia II.
 
 
Marwan Sidasi, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai mengatakan, pesona budaya Maluku Utara seperti itu yang harus dikembangkan oleh Pemerintah Pusat. Pariwisata membutuhkan pembangunan fisik dan promosi di semua wilayah, tidak hanya fokus di titik-titik tertentu seperti Jakarta dan Bali saja.
 
 
“Setiap kabupaten/kota memiliki ciri khas tersendiri yang harus dibangun dan dipromosikan. Kami membutuhkan sharing program dengan Pemerintah Kabupaten, Provinsi  dan Pusat agar tidak tumpang tindih,” jelas Marwan.
 
 
Provinsi Banten tidak kalah memukau dari sisi budaya. Keterikatan provinsi ini dengan Jawa Barat telah melahirkan keanekaragaman akulturasi budaya. Kabupaten Lebak banyak tersentuh dengan budaya Jawa Barat, berbeda dengan Kota Serang yang lebih diwarnai dengan tradisi dan sejarah dari Kesultanan Cirebon sehingga bahasa yang mereka gunakan pun berbeda. Apabila beranjak ke Kota Tangerang maka budaya yang ditampilkan akan berbeda lagi hasil akulturasi dari budaya cina dan jakarta.
 
 
“Tapi semua itu kami jaga, Provinsi Banten sendiri memiliki 199 sanggar tradisional dan 666 sanggar modern yang didirikan guna melestarikan tradisi yang ada di sini,” kata Endrawati, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.
 
 
Banten sarat akan wisata religi, juga menaungi sejarah pembangunan Jalan Anyer-Panarukan karena disini lah titik nol itu berada. Sejarah Kesultanan Banten menjadi ikon budaya, bersanding dengan kearifan lokal debus dan tradisi suku Baduy sebagai pesona provinsi ini. Tak heran jika kemudian wisatawan tidak hanya datang untuk mengagumi pantai-pantainya yang indah, namun juga menyelami budayanya. Banyak wisatawan mancanegara yang datang ke sini untuk melakukan riset.
 
 
Menurut Endrawati, hanya saja, kelemahan Banten adalah infrastruktur yang masih belum maksimal. Tol Merak memang banyak menolong wisatawan dalam meraih provinsi ini. Namun jalan di dalam kabupaten/kota Provinsi Banten masih harus terus diperbaiki.
 
 
“Banyak yang masih mengeluhkan infrastruktur, kalau ditempuh dari Jakarta relatif jauh, misalnya ke Pantai Sawarna, wisatawan lebih memilih lewat jalur Sukabumi daripada melewati Serang.
 
 
Semua potensi wisata Banten telah dirangkum ke dalam kalender event 2015 yang belum lama ini diluncurkan bersama Kementerian Pariwisata. Endrawati berharap bahwa salah satu event Provinsi Banten bisa ditetapkan menjadi event nasional.
 
 
“Satu yang kami harapkan adalah event kami dijadikan event nasional, kami insya Allah siap untuk itu,” lanjut Endrawati.

0 komentar:

Posting Komentar